Video Category 1

Senin, 20 Agustus 2012

FKPP Desak Pemerintah Siapkan Dana Mangrove

Sejumlah mahasiswa dan pelajar yang tergabung dalam Forum Komunikasi Pemuda Pesisir (FKPP) Kecamatan Soromandi  mendesak Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bima agar menyiapkan anggaran khusus untuk penanaman bakau (mangrove). Tanaman tersebut diperlukan mengingat kondisi aliran air laut (rob) yang kerap meluap hingga batas pantai.


Sekretaris FKPP, Abdul Hamid, mengatakan, fenomena atau perubahan alam yang ditandai banjir laut perlu segera disikapi. Jika tidak, dikuatirkan lambat-laun akan melabrak pemukiman warga pesisir dan areal pertanian di sekitar laut. “Kami harapkan dukungan dan perhatian pemerintah, maunya kami pemerintah menyiapkan dana untuk mendukung hal itu, untuk kegiatan penanaman kami bisa menggalang aksi dari kalangan pemuda dan masyarakat lain,” katanya di Bajo, kemarin.

Dikatakannya, saat puncak perubahan musim, terutama ketika purnama, umumnya, ruas jalan sekitar pantai mulai dari dusun Bajo Selatan, Lewi Ntana, Pasir Putih, Lewi Dewa, kerap digenangi air laut saat puncak pasang. “Kami kuatir kalau ini tidak segera diperhatikan akan mengancam warga, termasuk merusak jalan, tidak terkecuali jembatan, karena bagaimana pun air laut memiliki tingkat oksidasi tinggi karena tersusun beberapa mineral,” ujar mahasiswa STKIP Taman Siswa ini.

Diakuinya, sebelumnya memang sudah ada proyek mangrove yang ditanam oleh Pemerintah Daerah. Namun belum bisa mengimbangi perubahan kekuatan air pasang. Kondisi terparah terutama di dusun Lewi Ntana dan Pasir Putih. “Dinas terkait bisa memantau sendiri, tanggul pembatas bibir pantai sudah semakin terkikis, sementara beberapa mangrova lama ynag ditanam tidak semuanya hidup, perlu penanaman baru,” katanya.
Desakan yang sama juga disampaikan Azwar Anas. “Wilayah kami adalah lokasi berpotensi kena banjir laut, saat puncak air pasang, genangan air naik melallui jalur sungai. Kami harapkan ini jadi perhatian pemerintah,” desaknya.

Anggota FKPP lainnya, Muhammad  juga mendesak hal yang sama. Menurutnya, sudah semestinya pemerintah menyiapkan langkah antisipasi sebelum terjadi bencana. Hal yang paling kongkrit, menyiapkan bibit mangrove.

“Walaupun terbiasa dengan fenomena laut, kami juga kuatir karena tidak bisa menutup kemungkinan lambat-laun desa kami bisa tenggelam oleh air laut kalau tidak ada penahan laju air,” ujar mahasiswa STISIP Mbojo ini. (BE.17) (copy from : http://bimakini.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar